Perkembangan teknologi
informasi telah mengubah paradigma ilmu pengetahuan dan cara pandang masyarakat
dunia. Dengan perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat, kehidupan
manusia seperti beralih dengan cepat ke masa depan melalui mesin waktu. Segala
sesuatu yang baru terbayangkan dalam angan-angan, tiba-tiba muncul dan menjadi
kenyataaan, dimulai dari penemuan internet, handpone hingga visualisasi yang
tidak hanya melalui liduid crystal
display akan tetapi sudah dalam bentuk hologram, seolah-olah semua sisi
kehidupan manusia bisa dimanipulasi dalam bentuk digital.
Sebelum ditemukannya
teknologi informasi, dunia seperti terbagi menjadi beberapa bagian dengan
batas-batas yang tegas. Sebut saja blok barat dan blok timur, Negara maju dan
Negara miskin. Batas-batas tersebut semakin tegas membedakan antara satu
komunitas masyarakat dengan masyarakat lainnya, seiring dengan kepentingan
politik dunia saat itu. Akan tetapi dengan adanya arus globalisasi yang
berimbas pada semua lini kehidupan bangsa di seluruh dunia, telah melahirkan
berbagai pandangan dan perspektif baru. Batas-batas wilayah, Negara maupun
benua, seakan-akan tidak ada artinya ketika masyarakat telah mengenal teknologi
informasi yang dilambangkan dengan world
wide web (www) yang mudah
dijumpai pada penulisan alamat situs di internet.
Perspektif dunia yang semula
terbagi atau terkotak-kotak dalam batas-batas blok, Negara maupun status
sosial, berubah kedalam perspektif integrasi dimana batas-batas tersebut
menjadi kurang berarti dengan adanya kemudahan berinteraksi dan berkomunikasi
antar satu daerah dengan daerah lain, satu negara dengan negara lainnya. Sebaran
jaringan informasi yang tersimpan dalam internet membuktikan bahwa kini dunia
kian sempit, tidak ada lagi batas-batas geografis yang menghalangi untuk
berinteraksi dengan dunia global. Akses ke dunia global pun menjadi sangat
mudah, efisien, dan fleksibel.
Kemudahan-kemudahan yang
ditawarkan dengan adanya perkembangan teknologi informasi juga mendorong adanya
integrasi antara dunia pendidikan dan teknologi. Kehadiran teknologi informasi
telah memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap peningkatan kualitas dan
kuantitas penyebaran pendidikan ke segala lapisan masyarakat. Era baru dalam
dunia pendidikan, yaitu diperkenalkannya reformasi pendidikan yang berkaitan
erat dengan sistem informasi yang dibutuhkan dalam pengembangan dunia
pendidikan. Konsep ini memiliki nuansa bagaimana dunia pendidikan berusaha
menggunakan perangkat komputer, yang dapat diaplikasikan sebagai sarana
komunikasi untuk meningkatkan kinerja dunia pendidikan secara signifikan. .
Ledakan informasi saat ini
menimbulkan dampak yang sangat kuat terhadap kompleksitas manajemen pada
umumnya, khususnya manajemen pendidikan. Pimpinan sebuah lembaga pendidikan
pada dasarnya adalah pengolah informasi. Seorang pimpinan harus memiliki
kapabilitas untuk memperoleh, menyimpan, mengolah, mengambil kembali, serta
menyajikan informasi sebagai bahan dalam proses pengambilan keputusan bidang
pendidikan yang dapat dipertanggung-jawabkan secara moral, karena lembaga
pendidikan merupakan organisasi yang memiliki orientasi ganda (multiple
oriented), yaitu organisasi yang berorientasi sosial dan orientasi bisnis.
Orientasi sosial bertujuan meningkatkan kecerdasan bangsa sedangkan orientasi
bisnis, pendidikan harus memiliki dana yang cukup untuk mempertahankan eksistensinya.
Pendanaan yang cukup sangat
diperlukan bagi sebuah lembaga pendidikan untuk menghasilkan lulusan (outcomes)
yang berkualitas. Lembaga-lembaga pendidikan berani menetapkan biaya pendidikan
cukup tinggi dengan konsekuensi sarana dan prasarana belajar yang disediakan
juga jauh lebih baik dan menjanjikan. Disisi lain, masyarakat juga lebih banyak
memilih lembaga pendidikan yang marketable maupun sellable walaupun
harus mengeluarkan biaya sangat mahal. Oleh karena itu akses informasi antara
lembaga pendidikan dan masyarakat harus cepat, akurat dan akuntabel.
Sistem informasi sangat
dibutuhkan oleh lembaga pendidikan, khususnya dalam meningkatkan kelancaran
aliran informasi dalam lembaga pendidikan, kontrol kualitas, dan menciptakan
aliansi atau kerja sama dengan pihak lain yang dapat meningkatkan nilai lembaga
pendidikan tersebut.
A.
Terminology Sistem, informasi, manajemen dan pendidikan
Menurut Ludwig (1997), Sistem adalah seperangkat unsur yang saling
berhubungan dan saling memengaruhi dalam satu lingkungan tertentu. Sedangkan
menurut Ryans (1968)
System is any identifiable assemblage of element (object, person,
activities, information records, etc) which are interrelated by process or
structure and which are presumed to function as an organizational entity
generating an observable (or sometimes merely inferable) product.
William A. Shorde (1995) dalam bukunya Organization and
Management menyebutkan ada sekitar enam ciri sebuah sistem, yaitu perilaku
berdasarkan tujuan tertentu, keseluruhan, keterbukaan, terjadi transformasi,
terjadi korelasi, memiliki mekanisme kontrol artinya terdapat kekuatan yang
mempersatukan dan mempertahankan sistem yang bersangkutan. Menurut Budi Sutedjo
(2002) sistem adalah kumpulan elemen yang saling berhubungan satu sama lain
yang membentuk satu kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan.
Adapun pengertian tentang informasi, yaitu data yang telah
diproses ke dalam suatu bentuk yang mempunyai arti bagi penerima dan memiliki
nilai nyata yang dibutuhkan untuk proses pengambilan keputusan saat ini maupun
saat mendatang (Gordon B. Davis, 1995). Informasi menurut Budi Sutedjo (2002)
merupakan hasil pemrosesan data yang diperoleh dari setiap elemen sistem
tersebut menjadi bentuk yang mudah dipahami dan merupakan pengetahuan yang
relevan dan dibutuhkan dalam pemahaman fakta-fakta yang ada. Dalam pengertian
lain informasi adalah sebuah pernyataan yang menjelaskan suatu peristiwa (suatu
objek atau konsep) sehingga manusia dapat membedakan sesuatu dengan yang
lainnya (Samuel Elion, 1992).
Jika digabungkan antara sistem dan informasi akan diperoleh
pengertian kumpulan elemen yang berhubungan satu sama lain untuk menjamin kelancaran
proses pengaliran data atau informasi. Keandalan suatu sistem informasi dalam sebuah
lembaga/organisasi terletak pada keterkaitan antar komponen yang ada sehingga
dapat menghasilkan aliran informasi yang berguna, akurat terpercaya, detail dan
cepat, relevan bagi kepentingan lembaga tersebut.
Secara umum dikatakan bahwa manajemen merupakan proses yang khas
yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggefakan,
dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber
daya manusia maupun sumber daya lainnya (George R. Terry, 1997).
Definisi lain menyatakan bahwa manajemen merupakan
proses perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpinan, dan pengawasan antar anggota organisasi dengan menggunakan seluruh
sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Stoner
AF,1998).
Mengenai
pendidikan, Driyarkara (1980) mengatakan bahwa
pendidikan itu adalah memanusiakan manusia muda. Pengangkatan manusia muda ke
taraf mendidik. Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989), pendidikan adalah proses
mengubah sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan (proses, perbuatan,
dan cara mendidik).
Dalam Undang-Undang PJ Nomor 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 ayat (1)
dinyatakan bahwa :
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar. dan proses pembelajar an agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Sedangkan menurut para ahli seperti, Crow and Crow (1960) menyatakan
“Modern educational theory and practise not only are aimed at preparation
for future living but also are operative in determining the patern of present,
day by-day attitude and behavior.”
Pendidikan tidak hanya dipandang sebagai sarana untuk persiapan
hidup yang akan datang tetapi juga untuk kehidupan sekarang yang dialami
individu dalam perkembangannya menuju ke tingkat kedewasaannya.
B.
Pengertian Sistem Informasi Manajemen Pendidikan
Gordon B. Davis, 1995 bahwa sistem informasi manajemen merupakan
sebuah sistem manusia dan mesin yang terpadu untuk menyajikan informasi guna
mendukung fungsi operasi, manajemen, dan proses pengambilan keputusan dalam
sebuah organisasi.
Soetedjo Moeljodihardjo, 1992, sistem informasi manajemen, yaitu
suatu metode yang menghasilkan informasi yang tepat waktu (timely) bagi
manajemen tentang lingkungan eksternal dan operasi internal sebuah organisasi,
dengan tujuan untuk menunjang pengambilan keputusan dalam rangka memperbaiki
perencanaan dan pengendalian.
Komarudin, 1997, sistem informasi manajemen adalah suatu sistem
informasi yang memungkinkan pimpinan organisasi mendapatkan informasi dengan
kuantitas dan kualitas yang tepat untuk digunakan dalam proses pengambilan
keputusan.
Joseph F. Kelly, 1990, SIM merupakan perpaduan antara sumber daya
manusia dan sumber daya lainnya yang berlandaskan komputer yang menghasilkan
kumpulan penyimpanan, perolehan kembali, komunikasi, dan penggunaan data untuk
tujuan operasi manajemen yang efisien, dan bagi perencanaan bisnis.
Menurut
Rochaety (2010), sistem informasi manajemen
pendidikan saat ini bara sebatas wacana, diharapkan pada waktu yang tidak
terlalu lama SIM Pendidikan ini tidak sebatas wacana tetapi sudah mengarah ke
aplikasi yang betul-betul menunjang kegiatan dunia pendidikan pada umumnya.
Untuk menerapkan SIM Pendidikan yang terpadu dan memiliki kapabilitas dalam
mendukung keberhasilan dunia pendidikan yang signifikan, diperlukan
keseimbangan sumber daya yang tersedia antara ketersediaan sumber daya manusia
yang memiliki keterampilan dalam mengoperasikan teknologi informasi seperti
komputer dan ketersediaan dana untuk pengadaan perangkat komputer yang sudah
semakin canggih. Oleh karena itu, dalam penerapan SIM Pendidikan yang memiliki
nilai tambah, betul-betul membutuhkan persiapan yang sangat matang sehingga
harapan untuk mengaplikasikan SIM Pendidikan dapat terwujud sesuai dengan
perkembangan dunia pendidikan yang dituntut masyarakat lebih marketable dan
sellable.
Di lain pihak informasi yang dapat disajikan oleh SIM Pendidikan
nantinya akan memberikan kontribusi yang sangat berharga dalam proses
pengambilan keputusan bidang pendidikan, seperti informasi kebutuhan tenaga
kependidikan, informasi jumlah lembaga pendidikan dari mulai tingkat dasar,
menengah, maupun pendidikan tinggi. SIM Pendidikan diharapkan sangat bermanfaat
tidak hanya bagi para pengambil keputusan bidang pendidikan, tetapi sangat
berguna bagi masyarakat sebagai salah satu subsistem dan control society, terutama
dalam proses operasional lembaga pendidikan dan penyajian kualitas jasa
pendidikan yang bisa dipertanggungjawabkan.
Referensi utama :
Sistem Informasi Manajemen Pendidikan, Oleh: Eti Rochaety, Penerbit: Bumi Aksara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar